Kamis, 04 Agustus 2011

Aku Benci Pekerjaanku

cerpen baru (akhirnya) setelah sekian lama mati suri blog saya
*nyengirlebar*
slamat membaca


aku benci pekerjaanku. berjam jam menunggu di jok belakang mobil Avanza seorang lelaki bernama Yudi, yang mungkin berhak mendapat gelar lelaki tersial hari ini jika saja dia mengetahui nasibnya beberapa jam lagi. Baju baju kotor, sepatu dan beberapa kaos kaki bekas pakai, menemani dudukku yang kesempitan disana. Tubuhku besar, dan itulah salah satu alasanku membenci pekerjaan ini. Mengapa bos besar seakan tak bosan2 nya memilihku untuk menunggu di jok belakang dari sekian banyak karyawan karyawanny yang tidak punya masalah berat badan?

akhirnya dia datang. pria tersial hari ini, beri tepuk tangan untuk yudi! kataku dalam hati, meniru gaya pembawa acara kuis memanggil kontestannya. yudi mengenakan pakaian kerjanya, tampak nyaman memasuki mobil, menyalakan mesin dan memulai perjalanan. saat telunjuknya menuju ke tombol on di tape deck, aku tahu pasti dia akan memasang kaset red hot chili peppers album californication, kaset favoritnya. keyakinanku terbukti benar 5 detik kemudian. well, i did my research perfectly, tawaku dalam hati.

mobil memasuki jalan tol jagorawi. haruskah ku melakukan tugasku sekarang? kuputuskan utk memberinya waktu beberapa menit lagi, biarkan ia menikmati lagu favoritnya, easily, utk terakhir kalinya. sempat ku berharap telepon genggamnya akan berdering, mengharap pacarnya ber ide utk menghubunginya dan berbincang sejenak sebelum.. yah.. entah mengapa aku menyukai pria ini, dia terlihat baik sebulan terakhir aku memata matainya. kadang konsep umur memang kejam, si jahat berumur panjang sementara si baik pendek umur. usia itu bagaikan jatuh cinta, tidak bisa diatur, cuma bisa dijalankan dan, kalau kau termasuk kedalam golongan manusia manusia optimis, dinikmati.

kuintip jam tanganku, sudah saatnya. aku minta maaf Yudi, aku tak bangga dengan ini, tapi ini pekerjaanku. aku beranjak dari persembunyianku. tidak banyak gerakan yg aku lakukan, hanya membenarkan posisi badanku, memastikan aku dapat terlihat dari spion depan. selanjutnya hanya tinggal menuggu, menunggunya menoleh kearah spion, mengakhiri nyawa. tak makan waktu lama hingga ia melirik spionnya, melihat wujudku, terperangah, panik menginjak rem, setir terbanting, mengarah ke tempat yang tidak seharusnya, ban berdecit, dan mobil hitam ini terguling, terguling, dan terguling, hingga akhirnya berhenti, menewaskan pengemudinya.

aku keluar lewat pintu belakang, kulihat wajah yudi utk terakhir kalinya. sampai bertemu di atas sana Yud, semoga kau masuk surga. kutinggalkan tempat kejadian perkara, menuju kantor, memberikan laporan pekerjaanku. beginilah kerja malaikat pencabut nyawa, semoga dapat libur seminggu.